Sabtu, 31 Mei 2014

OBJEK WISATA PASAR BUAH BERASTAGI


Jika Anda ingin melarikan diri sejenak dari kepenatan dan kebisingan kota, Berastagi bisa menjadi alternatif pilihan tempat melarikan diri terbaik. Terletak kurang lebih 100 km dari Medan Kota. Jika Anda dari Medan, Anda bisa menyewa mobil rental dan sopir yang mengenal seluk-beluk jalanan di Sumatera Utara. Hal ini akan sangat menguntungkan mengingat kondisi jalan dari Medan ke Berastagi yang berliku-liku, sempit , dan cukup terjal karena jalanannya yang berada di sisi-sisi pegunungan. Perjalanan dari Medan ke Berastagi memakan waktu kurang lebih dua setengah jam berkendara.
Kota Berastagi atau yang biasa dilafalkan sebagai Brastagi ini berada di dataran tinggi Karo. Kota ini terletak di ketinggian sekitar 1300 kaki dari permukaan laut dan dikelilingi barisan gunung-gunung. Untuk itulah, kota yang bersatu dengan kawasan deretan panjang Bukit Barisan ini memiliki iklim yang dingin yaitu berada pada temperatur 17 hingga 19 derajat celcius. Cuaca dan suhu udara yang sejuk jauh dari polusi udara kota besar adalah faktor lain mengapa kota ini menjadi destinasi wisata andalan bagi para turis baik lokal maupun mancanegara, selain tentu saja pemandangan alamnya yang luar biasa indah dan elok.



Berastagi juga terkenal dengan pasar tradisionalnya yang tak pernah sepi dari aktivitas, dan juga terkenal sebagai penghasil bunga, buah, dan, sayur-mayur. Buah yang paling terkenal dari Berastagi dan menjadi ikon kota ini adalah markisa. Banyak wisatawan menenteng produk olahan markisa sebagai oleh-oleh khas Berastagi.

Jika Anda berkunjung ke Berastagi, banyak hal dapat Anda lakukan di destinasi wisata yang satu ini. Anda bisa berkunjung ke pasar buah Berastagi, pasar bunga dan kebun bunga serta kebun stroberi dengan kekhasan “petik sendiri”nya. Untuk informasi, pasar buah Berastagi ini beroperasi setiap hari dan Anda pun bisa sekalian membeli oleh-oleh di tempat ini.


Pasar Buah Berastagi tak sulit untuk kita temukan. Dari arah Medan, jika kita sampai di tugu Berastagi, tinggal melangkahkan kaki beberapa puluh meter saja untuk bisa sampai ke sana. Bahkan orang yang tak suka berbelanja di pasar tradisionalpun pasti akan menyukai jalan-jalan ke Pasar Buah Berastagi.


Di Pasar Buah Berastagi tidak hanya kita temukan berbagai macam buah tetapi kita dapat membeli sayuran, aksesoris, makanan siap santap, dan juga menaiki kuda, hanya sekedar foto maupun mengitari sekitaran pasar buah berastagi tersebut. Pada bulan ini, buah mangga lagi musimnya. Dimana mana ditawarkan buah mangga oleh penjual. Ada bermacam buah mangga yang ditawarkan seperti: mangga madu, mangga golek, mangga madu putih, dan banyak lagi.



Pertama kali kami turun dari bus untuk mulai meneliti hal-hal yang penting, unik, dan menarik serta mengulas tentang Pasar Buah Berastagi ini kami langsung disuguhkan dengan beragam ajakan dan tawaran dari penjual disekitaran pasar buah tersebut. Kami dengan ramah mengatakan “tidak bu, nanti kalo mau kami kembali ya bu kami masih ada tugas”.

Selangkah demi selangkah kami menyusuri lorong dan mengambil satu dua gambar sambil melihat-lihat deretan buah, sayur dan bunga yang tertata rapi. Setelah kami memasuki pasar berastagi utamanya, kami menemui Bapak-bapak yang berjualan buah paling depan yang paling awal kami jumpai. Kami mencoba mengajaknya ngobrol lalu mengulik sedikit tentang pasar buah tersebut. Namun, belum lagi kmi mengutarakan pertanyaan dan meminta berfoto bersama sebagai dokumentasi, bapak tersebut langsung mengatakan “maaf dek, aku mau pergi ini. Tanya sama yang lain saja ya”. Kami pun tidak dapat memaksakan kehendak, dengan kecewa kami pergi mencari penjual lainnya.

Untuk yang kedua kalinya, kami mulai mendekati pedagang buah lainnya, kali ini Ibu-Ibu yang kami datangi. Lalu baru mencoba meminta izin untuk bertanya, Ibu tersebut mengatakan “Maaf ya dek, lain kali aja nanyaknya. Aku lagi batuk ini”. Untuk kedua kalinya kamiditolak lalu kami beranjak ke toko selanjutnya dengan kecewa.
Sesungguhnya kami tidak hanya bertanya-tanya tanpa menguntungkan penjual, kami berniat bertanya sambil membeli buah atau sayuran ditokonya. Tapi itulah contoh dari penjual yang tidak ramah dan menutup pintu rezekinya. Doakan saja semoga Bapak/Ibu tersebut laris manis dan mendapatkan pelajaran agar sifat dan sikapnya berubah menjadi lebih ramah dan terbuka kepada pembeli siapapun itu.

Untuk menghasilkan keberhasilan dari berwawancara dengan penjual, kami mengubah strategi dengan tersirat sambil bertanya-tanya tentang harga buahnya kami menyelipkan pertanyaan-pertanyaan yang hendak kami tanya seperti “pada pukul berapa buka dan tutup pasar buah ini, bu?” dengan sudah berkenalan dengan ibu yang bernama Nursiah, usia sekitaran 30 tahunan. Ketika kami bertanya nama, beliau mengatakan “Ibu Mellisa, Mellisa itu nama anak saya. Kalau sudah kawin harus nama anaknya yang dibanggakan bukan nama kita lagi”. dengan itu kami mendapatkan info baru lagi dari beliau. Tetapi diakhir kami menanyakan lagi nama asli Ibu tersebut, dan beliau menjawabnya. Kami sangat senang untuk bertanya lebih lanjut. Beliau dengan ramah menjawab beberapa pertanyaan kami “toko ini tergantung mau buka jamberapa kalau penjualnya rajin maka bisa buka toko dengan lebih cepat tetapi baisanya buka pukul 08.00 WIB dan tutup sekitaran pukul 20.00 WIB tetapi kalau hari minggu bukanya bisa lebih cepat dan tuutpnya juga bisa lebih lama” jawab Ibu Nursiah dengan ramah. karena itu merupakan weekend dan biasanya banyak pengunjung yang datang disbanding hari biasanya. kami juga sempat berfoto bersama beliau. Kami membeli markisa di tokonya dengan harga Rp 10.000,-/kg. Sebelum kami membelinya juga kami diberi rasa untuk meyakinkan bahwa markisa tersebut manis, dan juga mangga yang disodorkannya. Lalu kami juga membeli mangga di tokonya yang memang manis rasanya.

Setelah itu, kami berjalan lebih kedalam memasuki pasar lebih jauh. Toko ini adalah toko sayuran, kami berniat membeli ubi. Kami bersyukur mendapatkan penjual yang ramah. Setelah kami bertanya nama Ibu berusia sekitaran 34 tahunan ini adalah Ibu Ribka. Beliau sudah lama berjualan ditoko ini sekitaran 10tahunan sudah berjalan. Disana kami bertanya “Kira-kira sudah berapa lama pasar buah ini buka, bu?” dengan ramah beliau menjawab “Udah lama dek, sekitaran 25 tahunan”. Lalu kamu membeli ubi-ubi yang dijualnya. Berbagai macam ubi ada disana yaitu ubi madu, ubi biru dan ubi merah. Beliau menjelaskan ubi yang paling enak, lebih enak dan olahan yang enak untuk ubi tersebut. Harga ubi tersebut Rp 7.000,-/kg. Disana juga banyak terdapat sayuran seperti daun bawang, lobak, wortel, daun kol dan juga tomat. Lalu kami bertanya lagi “Darimana ubi ini diambil, Bu?” lalu beliau menjawab “Dari sini langsung, dek” maksdunya langsung dari Berastagi ubi tersebut diambil dan dijual. Kami menanyakan hal tersebut karena kami ingin tahu apakah akibat dari meletusnya gunung Sinabung mengakibatkan tumbuhan tidak tumbuh subur bahkan mati dan mengambil buah/sayuran dari luar kota untuk dijual dipasar tersebut.

Memang agak sulit mengerem keinginan untuk membeli, apalagi buah, sayur dan bunga yang dijual di Pasar Buah Berastagi sangatlah segar-segar. Tak terlihat satupun yang tampak layu atau luka bekas ulat dan hama. Benar-benar mulus dan tampak berwarna-warni menyenangkan mata.

Selanjutnya, kami berjalan kearah lain untuk mendapatkan penjual buah lainnya yang dapat menyita sedikit waktunya untuk bertanya-tanya. Toko selanjutnya yaitu toko buah dimana kami membeli buah jeruk. Kami bersyukur lagi karena penjualnya sangat ramah dan terbuka untuk kami tanya-tanya. Penjual di toko ini laki-laki bernama Abang Tarigan berusia sekitaran 28 tahunan. Kami bertanya “Darimana jeruk ini diambil, bang?” beliau menjawab “dari berastagi langsung, dek” lalu kami menyahut lagi “Kapan dipetik, bang?” beliau menjawab lagi “Semalam sore, dek. Masih segarkan ? karena baru dipetik semalam sore.” Lalu beliau menawarkan kami buah mangga. Karena memang pada bulan ini buah mangga lagi musimnya. Dimana mana ditawarkan buah mangga. Karena kami sudah membeli mangga ditoko pertama tadi ditoko ini kami membeli jeruk saja yang harganya Rp 20.000,-/kg. Dalam bulan ini memang buah jeruk tergolong mahal karena lagi sulit berbuah. Setelah kami berbicara lebih lanjut dengan bang Tarigan ini, kami merasa lebih dekat karena ternyata beliau juga dahulu tinggal di Medan dan berjualan didekat Unimed, yaitu di jembatan dekat Unimed berjualan jagung. Setelah kami puas bertanya lalu kami berterima kasih dan izin untuk ke toko lain.

Toko selanjutnya adalah toko dari Mama Grace, beliau sudah tua barangkali berusia diatas 50 tahunan. Tetapi semangat beliau luar biasa. Dimana beliau bersuara lebih keras untuk menarik perhatian pengunjung dengan berteriak harga buah di tokonya. Sejujurnya juga memang harga ditokonya lebih murah daripada ditoko-toko lain, seperti halnya buah kesemek. Di toko lain buah tersebut seharga Rp 18.000,-/kg kami mendapatkan info dari teman kami. Dan dibandongkan dengan harga di toko Mama Grace yaitu Rp 10.000,-/kg. Kami tidak tahu pasti penyebab perbedaan harga tersebut, karena akan tabuh pabila kami tanyakan langsung pada penjualnya. Kami hanya menyalutkan melihat Mama Grace yang sangat bersemangat berjualan dan melayani kami yang ramai datang ke tokonya. Di toko Mama Grace kami pun ikut meramaikan dengan mempromosikan kepada teman kami yang berlalu lalang kami mengatakan bahwa buah di toko Mama Grace lebih murah, dan akhirnya sangat ramai pengunjung di toko Mama Grace. Kami pun dengan sabar untuk membiarkan teman-teman kami lainnya untuk membeli lebih dahulu, karena kami masih ada hal-hal yang ingin kami tanyakan. Di toko Mama Grace kami membeli alpokat yang harganya murah yaitu Rp 10.000,-/kg nya dan buah kesemek Rp 10.000,- juga per-kg nya. Sebelum membelinya juga kami diizinkan untuk diberi rasa buah alpokat dan kesemek tersebut. Rasa alpukatnya sangat lemak dan kesemeknya sangat manis. Kami berempat membeli kedua buah tersebut. Setelah puas bertanyadan berfoto kami pun minta izin untuk pergi.

Toko terakhir yang kami datangin untuk ditanya tanya adalah toko aksesoris yang sudah biasanya kami datangi apabila ke pasar buah berastagi sebelum studi wisata ini. Kakak yang berjualan disini sangat ramah, kak Panjaitan namanya usia sekitaran 27 tahunan. Kami disapa dengan sangat ramah kami pun tidak lupa untuk mengingatkan kembali bahwa kami adalah salah satu pelanggannya apabila membeli baju, aksesoris, selendang/pashmina/shawl, sandal dan lain-lain yang dijual di tokonya. Karena beliau menawarkan barang dengan harga yang tidak terlalu tinggi dan membiarkan kita menawar seberapa keinginan kita tanpa berkata kasar yang akhirnya akan menemui titik akhir penawaran yang keduanya saling menguntungkan. Kami membeli berbagai gelang dan gantungan kunci. Dengan harga yang drastis kami tawar, tanpa berlama-lama kakak Panjaitan ini memberikan barang yang kami inginkan dengan harga yang kami inginkan juga. Seharusnya harga gelang tersebut Rp 8.000,-/buah atau Rp 20.000,- kita dapat 3 buah gelang. Namun dengan sigap kami menawar Rp 10.000,- untuk 3 buah gelang. Awalnya tidak diberi oleh kakak Penjaitan ini, setelah kami lobby terus maka akhirnya diberikan juga kepada kami dengan harga yang kami inginkan. Lalu dia mengatakan “Aduh dek Cuma seribu untungku dari satu gelang. Tapi gak papa-lah kan langgananku kalian. Besok datang lagi ya”. Dengan senang kami menjawab “iya kak, gak papalah ya semoga laris manis kakak. Pasti kami kembali kesini lagi kak. Uda hapal kami tempatnya sama muka kakak pun kami ingat.” Lalu beliau tersenyum dan tertawa. beliau menunjukkan didaerah paling dengan disemen bawah ada angka 22 yang di keramikkan, itu untuk memudahkan menandai tokonya. Lalu kami menggangguk, menyatakan bahwa kami memang sudah ingat tokonya, karena tokonya juga mudah dicari karena tokonya berada di daerah depan pasar buah berastagi tersebut. Setelah berfoto bersama dan puas bertanya-tanya, kami izin untuk kembali karena waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB yang membatasi kami untuk kembali dan menuju destinasi selanjutnya.

Menuju kearah bus kami melewati deretan penjual bunga. Banyak jenis bunga yang dijual, lumyan menyenangkan mata melihat warna warni bunga tersebut dengan indahnya. Tampak beraneka warna bunga dari mulai yang merah merekah sampai yang berjenis kaktus. Teman saya sih pesimis bahwa beberapa kali dia membeli bunga dari Pasar Berastagi untuk dibawa ke Medan, akhirnya mati juga. Mungkin memang bercocok tanam itu selain faktor ketelatenan penanamnya, pengaruh cuaca dan lingkungan juga sangat besar menentukan keberhasilan hidup tanaman kita.

Sebelum pulang ternyata kami masih memiliki sedikit waktu lagi. Didekat bus kami terdapat kuda dan abang-abang yang membawa kuda tersebut beliau tidak henti menawarkan kami dan siapapun untuk menaiki kuda dan mengelilingi daerah tersebut dan berfoto bersama kuda. Banyak kuda yang kami lihat, berbagai macam warna, ada yang berwarna putih, hitam dan coklat. Dikarenakan waktu yang hanya tinggal sedikit lagi, kami tidak sempat untuk mengelilingi daerah tersebut dengan kuda. Kami memutuskan untuk berfoto saja bersama kuda tersebut. Kami berfoto bersama kuda yang berwarna coklat. Dengan dikenakan biaya Rp 5.000,- kita boleh berfoto sepuasnya sampai berapa kali jepret. Berfoto dengan menaiki kudanya, berdiri disamping kuda, memegang daerah lehernya dan beragam macam lainnya sudah kami lakukan hingga puas. Lalu kami juga bertanya umur kudanya, umur kuda tersebut 5 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Setelah membayar dan menyayang-nyayangi kuda dengan mengelus-elus badan, rambut dan lehernya kami pergi menaiki bus dan melanjutkan destinasi terakhir kami yaitu pemandian air panas Lau Debuk-Debuk.




OLEH :
KELOMPOK 6
MUTIARA ULFA                  7123141092
RIZKY RAHAYU                 7122141029
UMMI SALAMAH LUBIS   7121141056
WARDHATUL AKMA        7123141155

2 komentar:

  1. So unforgettable moment. Kebanyakan ramah sih penjualnya :))) Selamat berbelanja..

    BalasHapus
  2. mantap2 x buah nya...
    gak salah tanah karo menjadi salah satu icon obyek wisata di sumut dengan produksi sayur dan buah yang segar setiap hari..

    jd pengen coba deh,, pasti buat sehat

    udh pernh coba buah papino?? hanya da disana.. bagus untuk kesehtan,, mari coba silahkan datang aja.. haha

    BalasHapus